Kamis, 20 Oktober 2011

Solusi Parkiran di Kampus Universitas Gunadarma


Hari pertama saya masuk kuliah di kampus E Univ. Gunadarma setelah kurang lebih 3 bulan kampus ini libur dari aktifitas perkuliahan biasa. Saya langsung kaget melihat parkiran motor yang semakin padat. Kini parkiran motor di kampus E “tercecer” sampai ke pinggiran gedung 5, taman yang terletak diantara gedung parkir motor dan gedung 4, serta  bagian-bagian kampus yang sebelumnya belum pernah di pakai untuk menjadi parkiran motor, sekarang di sulap menjadi parkiran motor dadakan.
Harus ada solusi untuk mengatasi masalah ini, mungkin dengan melarang mahasiswa angkatan baru untuk membawa kendaraan bermotor ke kampus, bisa menjadi alternatif, karena jumlah mahasiswa angkatan baru yang masuk sangatlah banyak. Tidak hanya soal parkiran motor yang menjadi masalah di kampus, sesaknya masjid pun juga seharusnya menjadi perhatian. Semoga pihak Universitas bisa mempertimbangkan usulan saya ini, dan apabila ada ide yang lebih baik bisa diterapkan dengan cepat dan baik, sehingga parkiran motor di kampus, bisa normal kembali.

21 Venue SEA Games Segera Rampung


"Hampir semua beres tinggal finishing. Tanggal 15 ini selesai, kecuali panjat tebing."


Ketua komite wisma atlet, Rizal Abdullah memastikan 21 venue untuk Sea Games XXVI di Palembang akan rampung pada 28 Oktober 2011 nanti. Menurut Rizal proyek tersebut akan selesai sesuai dengan yang telah ditargetkan sebelumnya."Sudah banyak, hampir semua beres tinggal finishing saja. Tanggal 15 ini selesai, kecuali panjat tebing tanggal 28," kata Rizal di pengadilan tipikor, Jakarta, Rabu, 12Oktober 2011.

Rizal yang juga Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Provinsi Sumatera Selatan mengatakan, untuk penyelesaian venue panjat tebing memang terkendala waktu, karena pemasangan dinding dan pijakan dinding tidak bisa dilakukan dengan cepat. Namun Rizal memastikan pembangunan 21 venue itu akan selesai tepat waktu. "Pasti sudah target dari mereka tanggal 3 dan 4 November sudah ada test event untuk panjat tebing, "ujarnya.

Seperti diketahui pembangunan wisma atlit ini juga terkendala dengan skandal kasus korupsi. KPK telah menetapkan empat tersangka, yaitu Mindo Rosalina Manulang dan Mohamad El Idris, keduanya sudah divonis di pengadilan tipikor. Sedangkan Wafid Muharram masih menjalani proses pengadilan dan Muhammad Nazaruddin tengah menjalani penyidikan di KPK.

Kendati demikian, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng, mengatakan pelaksanaan SEA Games ke-26 akan berlangsung tepat waktu sehingga perhelatan akbar olahraga terbesar di Asia Tenggara itu tidak perlu diundur. "Kemenpora optimis pembukaan SEA Games akan berlangsung pada tanggal 11 bulan 11 tahun 2011," menanggapi usulan dari berbagai pihak yang menginginkan diundurnya pelaksanaan SEA Games itu hingga empat bulan ke depan. Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers seusai rapat koordinasi persiapan Sea Games di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2011 malam. Ia menambahkan bahwa venue yang belum selesai akan segera selesai pada waktunya sebelum pembukaan SEA Games. 

Korupsi dan Dampaknya terhadap Perekonomian di Indonesia


*         Pengertian Korupsi
Korupsi menurut Undang-undang didefinisikan sebagai: “Setiap orang yang dengan sengaja menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.”
Namun jika dipandang dari sisi ekonomi, korupsi berarti the misuse of public office for private gain. Sedangkan biaya yang ditanggung akibat perilaku korupsi yang sering dilakukan aparatur negara terhadap pelaku ekonomi swasta ini dalam terminology ekonomi sering disebut High Cost Economy. High Cost Economy ini mengakibatkan melambatnya roda perekonomian suatu negara sehingga pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara. Dari sudut pandang ini pula, korupsi biasa terjadi dinegara dengan sejumlah ciri berikut ini:
1)            Peran dominan dalam perekonomian dipegang oleh negara, sementara sektor swasta hanya memiliki peran sangat kecil.
2)            Pemenuhan sebagian besar produk dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dilakukan oleh negara, sementara hanya sebagian kecil yang disediakan oleh swasta.
3)            Banyaknya kebijakan yang dibuat oleh pejabat public dalam rangka mengimplementasikan peraturan negara.
4)            Minimnya transparansi dan akuntabilitas. 

Berdasarkan ciri-ciri di atas, dapat dikatakan pada saat negara cenderung punya monopoly power yang tinggi, maka korupsi dengan mudah akan terjadi. Masalah birokrasi dan perundangan yang lemah akan memperbesar kemungkinan aparat negara korup. Tak pelak, sektor swasta harus membayar nominal tertentu kepada pejabat negara untuk mempermudah birokrasi atau justru untuk tidak diintervensi dalam proses produksinya. Inilah mengapa di negara berkembang, dimana monopoli kekuasaan berada di tangan pemerintah, korupsi cenderung tinggi. Contoh sederhananya yaitu birokrasi, di mana aspek ini adalah sumber terbesar dan paling rata persebarannya di seantero negeri terhadap praktek korupsi. Di mana-mana tampak birokrasi menghadang sebagai momok, baik dalam hal administrasi kependudukan ataupun hal-hal yang berkaitan dengan administrasi usaha. Bahkan, sebuah sumber di internet menyebutkan bahwa gelembung biaya birokrasi yang tidak perlu ini menyedot sampai sekitar 20% dari anggaran pelaku usaha-usaha kecil, menurut statistik. Tentunya di sisi lain hal ini sangat menghambat perkembangan UKM-UKM, padahal UKM kita tahu adalah salahsatu tiang penyangga stabilitas ekonomi makro di Indonesia berhubung kemampuannya untuk menyerap tenaga kerja secara masif.



*         Dampak dari Korupsi terhadap Perekonomian
Dampak buruk dari korupsi, anggaran yang harusnya untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan publik tidak terjadi. Namun, uang itu justru masuk kantong-kantong pejabat negara. Korupsi juga menyebabkan meningkatnya biaya barang dan jasa. Akibatnya utang negara melonjak dan ujung-ujungnya menurunkan standar kualitas penyediaan barang dan jasa. Misalnya, anggaran korporasi-korporasi yang lebih baik diputar dalam siklus ekonomi, justru terbuang untuk birokrasi yang ujung-ujungnya masuk ke kantong pribadi pejabat.
Di Indonesia, kita telah melihat dengan jelas korelasi antara tingkat korupsi dan kondisi ekonomi. Pada orde baru silam, transparansi birokrasi sangat butuk, bahkan cenderung otoriter. Pada masa ini KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) tumbuh sumur bak cendawan di musim hujan. Berhubungan, kemajuan ekonomi yang dilansir pemerintah pun nyatanya hanyalah gelebung semu, yang akhirnya meletus menjadi krisis pada akhir tahun ’90-an. Dan memasuki era transisi menuju negara demokrasi, di mana reformasi dielu-elukan, transparansi penyelenggaraan negara sangat dipentingkan. Semua skandal berusaha dibuka, semua kasus diangkat ke media. Pemerintah mulai sangat sadar akan bahaya korupsi yang telanjur mendarah daging. Dibentuklah KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Satgas Mafia Hukum, dan badan-badan otonom produk pemerintah lain yang bertujuan sama, memerangi korupsi. Di samping itu, juga terlihat bangkitnya kesadaran publik untuk melakukan kampanye anti korupsi mulai dari tiap individu, di mana-mana. Segala kasus dibongkar, tidak tebang pilih, bahkan besan presiden pun tak bisa mengelak.
Kita melihat efek tak langsung dari perjuangan memerangi korupsi ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengundang pujian dari negara-negara lain, stabilitas politik terbentuk, kerja sama dengan investor asing yang semakin erat terjalin, bangkitnya UKM dan layanan-layanan ekonomi syariah, dan fakta-fakta lain tak bias dipungkiri merupakan efek domino dari terselenggaranya praktek good and clean governance yang di anataranya adalah pembersihan dari KKN. Bahkan, di krisis global terakhir, Indonesia menjadi satu dari tiga negara yang tetap bisa mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif bersama China dan India.
“Jika pemerintah mempunyai kemauan politik yang kuat untuk menyelesaikan lingakaran setan korupsi di negeri ini, Semoga Indonesia akan segera bangkit kembali menjadi kekuatan ekonomi sekaligus politik yang disegani di kawasan, bahkan di dunia. “

Kesimpulan tentang korupsi :
v   Pelakunya adalah perseorangan.
v   Tindakannya melawan hukum.
v   Memberikan keuntungan tidak harus untuk diri pribadinya, tetapi bisa juga untuk perseorangan lain atau sebuah korporasi.
v   Merugikan keuangan atau perekonomian negara.
v   Menyalahgunakan apa-apa yang diamanahkan kepadanya.

e-KTP

Teknologi informasi kini telah diterapkan di berbagai bidang sehingga banyak bermunculan istilah-istilah yang ditambah embel-embel “e” (electronic, dibaca dengan lafal “i”) didepannya, contoh: e-commerce, e-book, e-voting, dan lain-lain. Dalam hal ini, Departemen Dalam Negeri sebagai pihak yang bertugas mengurus sistem kependudukan Indonesia tidak ketinggalan melakukan inovasi. Salah satunya adalah dengan mencanangkan pembuatan e-KTP yang saat ini sedang dalam tahap pengujian (disebut uji petik) di beberapa wilayah Indonesia.
Proyek e-KTP dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang terhadap negara dengan menduplikasi KTP-nya. Beberapa diantaranya digunakan untuk hal-hal berikut:
  1. Menghindari pajak
  2. Memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat di seluruh kota
  3. Mengamankan korupsi
  4. Menyembunyikan identitas (misalnya oleh para teroris)
Untuk mengatasi duplikasi tersebut sekaligus menciptakan kartu identitas multifungsi, digagaslah e-KTP yang menggunakan pengamanan berbasis biometrik.
Autentikasi menggunakan biometrik yaitu verifikasi dan validasi sistem melalui pengenalan karakteristik fisik atau tingkah laku manusia. Ada banyak jenis pengamanan dengan cara ini, antara lain sidik jari (fingerprint), retina mata, DNA, bentuk wajah, dan bentuk gigi. Pada e-KTP, yang digunakan adalah sidik jari. Tujuan penggunaan biometrik pada e-KTP adalah sebagai berikut:
1.      Mencegah adanya pemalsuan
Dengan biometrik, autentikasi dilakukan dua tahap, yakni:
a.       what you have (apa yang kamu punya) melalui fisik kartu e-KTP
b.      what you are (seperti apa kamu) melalui identifikasi biometrik
Jika terjadi kehilangan kartu, maka orang yang menemukan kartu e-KTP milik orang lain tidak akan dapat menggunakannya karena akan dicek kesamaan biometriknya.
2.      Mencegah adanya penggandaan
Dengan e-KTP, seluruh rekaman sidik jari penduduk akan disimpan di AFIS (Automated Fingerprint Identification System) yang berada di pusat data di Jakarta.
Penggunaan sidik jari e-KTP lebih canggih dari yang selama ini telah diterapkan untuk SIM (Surat Izin Mengemudi). Sidik jari tidak sekedar dicetak dalam bentuk gambar (format jpeg) seperti di SIM, tetapi juga dapat dikenali melalui chip yang terpasang di kartu. Data yang disimpan di kartu tersebut telah dienkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu.

Sidik jari yang direkam dari setiap wajib KTP adalah seluruh jari (berjumlah sepuluh), tetapi yang dimasukkan datanya dalam chip hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk kanan. Sidik jari dipilih sebagai autentikasi untuk e-KTP karena alasan berikut:
  1. Biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain
  2. Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan kembali ke bentuk semula walaupun kulit tergores
  3. Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar.
Selain tujuan yang hendak dicapai, manfaat e-KTP diharapkan dapat dirasakan sebagai berikut:
  1. Identitas jati diri tunggal
  2. Tidak dapat dipalsukan
  3. Tidak dapat digandakan
  4. Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam pemilu atau pilkada
Struktur e-KTP sendiri terdiri dari sembilan layer yang akan meningkatkan pengamanan dari KTP konvensional. Chip ditanam di antara plastik putih dan transparan pada dua layer teratas (dilihat dari depan). Chip ini memiliki antena didalamnya yang akan mengeluarkan gelombang jika digesek. Gelombang inilah yang akan dikenali oleh alat pendeteksi e-KTP sehingga dapat diketahui apakah KTP tersebut berada di tangan orang yang benar atau tidak. Untuk menciptakan e-KTP dengan sembilan layer, tahap pembuatannya cukup banyak, diantaranya:
  1. Hole punching, yaitu melubangi kartu sebagai tempat meletakkan chip
  2. Pick and pressure, yaitu menempatkan chip di kartu
  3. Implanter, yaitu pemasangan antenna (pola melingkar berulang menyerupai spiral)
  4. Printing,yaitu pencetakan kartu
  5. Spot welding, yaitu pengepresan kartu dengan aliran listrik
  6. Laminating, yaitu penutupan kartu dengan plastik pengaman
Dari hasil observasi penulis, banyak yang mempertanyakan pembuatan e-KTP ini., bahkan sebagian masyarakat membentuk prasangka-prasangka buruk atas pengalokasian dana proyek e-KTP yang konon mencapai 60 triliun. Padahal menurut penjelasan Bp. Munawar, dosen Sosioteknologi Informasi yang juga dilibatkan dalam proyek ini, justru e-KTP akan menghemat pengeluaran Negara berkali-kali lipat. Gambaran penghematan tersebut sebagai berikut:
  1. Penghindaran pembayaran pajak dari sebagian penduduk akan dapat dihindari sehingga pemasukan Negara dari pajak akan meningkat
  2. Dana yang dibutuhkan untuk pemilu atau pilkada dapat dikurangi karena KPU tidak perlu mencetak kartu tanda pemilih, surat keterangan pemilih luar kota, dan sebagainya bagi penduduk wajib pilih. Jika secara kasar dana untuk tiap pilkada di tingkat provinsi saja menghabiskan 8 triliun, dapat dibayangkan besarnya dana di seluruh Indonesia. Belum lagi biaya pemilu presiden yang diadakan lima tahun sekali.
  3. Dalam pengembangannya nanti, e-KTP bukan hanya digunakan untuk kartu pemilih saja, melainkan juga SIM dan kartu identitas dari Negara lainnya. Maka, biaya pembuatan kartu-kartu tersebut dapat ditekan.

“KPK dan DPR Berseteru”

"Singkirkan pertimbangan iman dan moral jika itu akan menghalangi untuk meraih kepentingan, dan dengannya kekuasaanmu sakan terancam"       (Niccolo Machiavelli).
Petuah sakti dari Machiaveli di atas sangat relevan dengan kondisi saat ini, bahkan tanpa disadari sejalan dengan--bisa jadi--apa yang ada di benak anggota DPR, DPD, dan KPK yang sedang berseteru saat ini. DPR sebagai basis keterwakilan rakyat dalam sistem demokrasi merupakan sumber kekuatan bagi tegaknya sistem demokrasi. Namun, kadang terjebak pada pertarungan kepentingan. Apalagi DPD yang secara konstitusi tidak memiliki peran besar dibanding DPR ikut-ikutan dalam pusaran konflik ini.

Alih-alih membela kepentingan rakyat, padahal jika diamati secara serius dari berbagai kasus, tindakan DPD dengan membentuk Pos Pengaduan Mafia Anggaran tak lebih dari upaya "memukul" telak pihak DPR untuk tidak mengusik eksistensinya.

DPR sering menyuarakan untuk mengkaji ulang Undang-undang MD3 (MPR, DPR, DPD, dan DPRD), salah satunya untuk mengkaji keberadaan dan fungsi DPD yang saat ini bisa dikatakan--sebagaimana diutarakan oleh Ketua DPR--"kurang kerjaan". Secara kompensasi gaji tidak jauh beda dengan anggota DPR, rumah aspirasi dikabulkan, jalan-jalan ke luar negeri tidak ada yang menyorot, tetapi miskin kinerja. Itu karena DPD tidak memiliki fungsi seperti yang dimiliki oleh DPR yaitu fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan.

 Fungsi DPD hanya memberikan masukan kepada DPR. Ini jelas memberikan dampak "kecemburuan". Maka, DPD sebagai pihak yang merasa eksistensinya terancam bergerak untuk unjuk gigi dengan memukul pihak DPR melalui gerakan populis untuk memperjuangkan kepentingannya. Meskipun pihak Ketua DPD sendiri mengatakan bahwa inisiatif pembentukan Pos Pengaduan Mafia Anggaran adalah inisiatif pribadi dari wakil Ketua DPD, tetapi berkantornya di gedung DPD (tepat di samping gedung DPR), dengannya walaupun dikatakan itu inisiatif pribadi tetapi diberikan privilege sehingga ini adalah bagian dari "politik kepentingan", gerakan Machiavellian" dari anggota DPD.

Anggota DPR, dengan tanpa maksud membuat generalisasi, pun ikut dalam pusaran politik.. Isu-isu diarahkan untuk membentuk atau mendukung kepentingan tertentu. Isu pembubaran KPK, misalnya, adalah salah satu contoh yang riil. DPR memang memiliki hak imunitas untuk berbicara apapun. Selain itu memiliki fungsi pengawasan untuk berbicara--seakan-akan--bagian dari mengawasi KPK, tetapi nuansa kepentingan sangat kental dalam wacana ini.

KPK pun sama-sama larut dalam pusaran ini. Pembelaan yang dilontarkan oleh Humas KPK misalnya yang mengatakan sangat menyesalkan dengan perkataan anggota DPR terkait pembubaran KPK, dikatakan olehnya sebagai tindakan arogan, menyakiti nurani rakyat yang memilihnya, dan ungkapan lain (disampaikan dalam wawancara dengan Pro3 RRI, 04 Okt 2011, pkl. 08.00-09.00).

Politik memang susah ditebak arahnya ke mana, karena jika gampang ditebak maka sudah bukan politik lagi namanya. Ibarat main krambol. Memantulkan bola ke satu sudut padahal tujuannya untuk menembak bola di sudut lain. Kita tidak tahu persis apa target dari semua realitas politik yang ditunjukkan oleh para politisi. Masyarakat hanya sebagai penonton, sesekali menyoraki, bertepuk tangan, terhadap arena pergulatan yang sedang terjadi.

Machiavelli sebagai kiblat dari norma-norma politik kepentingan nampaknya dapat dilihat secara nyata dalam panggung politik kita. Atau bisa juga mengikut ke gaya politiknya Raja Phillip dari Macedonia yang terkenal licik. Ia punya motto, "tunjukkan sedikit kebodohan, biarkan lawan seakan merasa menang, setelah itu bermanuverlah. Mari kita gempur mereka di malam hari di saat lawan sedang berpesta".

Rabu, 05 Oktober 2011

Wacana dalam tataran non-ilmiah

Tataran penulisan non-ilmiah adalah tulisan yang fiksi atau tidak ada dalam kenyataan,seperti dongeng,komik,dll
Tetapi karya non-ilmiah ini sangat banyak di gemari oleh kalangan anak-anak,karna ceritanya yang menarik.
Adapun contoh penuliasan non-ilmiah seperti berikut :

PINOKIO SI BONEKA KAYU
Di suatu kota, ada sebuah toko milik kakek Gepeto pembuat boneka. “Alangkah senangnya kalau boneka manis ini menjadi seorang anak.”


Setelah kakek berbisik demikian, terjadi satu keajaiban. “Selamat siang, Papa.” Boneka itu berbicara dan mulai berjalan. Dengan amat gembira, kakek berkata, “Mulai hari ini, engkau anakku. Kau kuberi nama Pinokio.” “Agar kau menjadi anak pintar, besok kau mulai sekolah , ya!”


Keesokan paginya, Kakek Gepeto menjual pakaiannya dan dengan uang itu ia membelikan Pinokio sebuah buku ABC. “Belajarlah baik-baik dengan buku ini!” “Terima kasih, Papa. Aku pergi sekolah, dan akan belajar dengan giat.” “Hati-hati ya!” pesan kakek.


Tetapi dari arah yang berlawanan dengan sekolahnya terdengar suara, “Drum, dum, dum, dum.” Ketika Pinokio mendekat ternyata itu adalah tenda sandiwara boneka. Pinokio lalu menjual buku ABC-nya, membeli karcis dengan uang itu dan masuk ke dalam. Di dalam tenda sandiwara, sebuah boneka anak perempuan akan telah dikepung prajurit berpedang. “Lihat! Jahat sekali prajurit itu…” Pinokio naik ke panggung, dan menerjang boneka prajurit. Tali boneka itu putus dan jatuhlah boneka itu. Pemilik sandiwara yang marah segera menangkap Pinokio dan akan melemparnya ke api. “Maafkan aku. Kalau aku dibakar, kasihan papa yang sudah tua,” kata Pinokio. “Aku berjanji pada papa untuk belajar di sekolah dengan rajin. Karena iba, pemilik sandiwara melepaskan Pinokio dan memberinya beberapa keping uang. “Gunakan uang ini untuk membeli buku-buku pelajaranmu,” kata pemilik sandiwara tersebut.


Kemudian Pinokio pergi untuk membeli buku. Tetapi di tengah jalan, Rubah dan Kucing melihat keadaan itu. Mereka menyapa Pinokio dengan ramah. “Selamat siang, Pinokio yang baik. Kalau uang emas itu bertambah banyak, pasti papamu lebih senang, ya!”


Bagaimana cara menambah uang emas ini?” Tanya pinokio. “Gampang. Kau bisa menanamnya di bawah pohon ajaib. Lalu tidurlah, maka pada saat kau bangun nanti, pohon itu akan berbuah banyak sekali uang emas.” Kemudian Pinokio diantar oleh Rubah dan Kucing, menanam uang emasnya di bawah pohon ajaib. Ketika Pinokio mulai tidur siang. Rubah dan Kucing menggali uang emas itu dan menggantung Pinokio di pohon, setelah itu mereka pergi.


Tolong…..” teriak Pinokio ketika sudah bangun dari tidurnya dan mengetahui dirinya tergantung di sebuah pohon. Seorang Dewi yang melihat keadaan Pinokio, mengutus burung elang untuk menolongnya. Burung elang membawa Pinokio dengan paruhnya, dan membawanya ke ruangan di mana Dewi telah menunggu. Dewi menidurkan Pinokio di tempat tidur dan memberinya obat.


Nah, minumlah obat ini maka kau akan cepat sembuh. Setelah itu pulang, ya!” kata Dewi. “Lebih baik mati daripada minum obat yang pahit.” Pinokio terus menolak. Akhirnya Dewi menjadi marah, “Plak plak!” Ia menampar. Lalu datanglah empat ekor kelinci yang menggotong peti mati. Pinokio terkejut sekali, cepat-cepat ia meminum obat yang pahit itu. “Pinokio, mengapa kau tidak pergi ke seolah?” Tanya Dewi. “Hmm.. di jalan, aku menjual buku-ku untuk anak miskin yang kelaparan dan membelikannya roti. Karena itu aku tidak bisa pergi ke sekolah….” Tiba-tiba saja “syuut” hidung Pinokio mulai memanjang. “Pinokio!” Kalau kau berbohong, hidungmu akan memanjang sampai ke langit.” “Maafkan aku. Aku tak akan berbohong lagi.” Pinokio meminta maaf. Dewi tersenyum, dan memerintahkan burung pelatuk mematuki hidung Pinokio, mengembalikannya ke bentuk semula. “Ayo cepat kembali ke rumah, dan belajar ke sekolah!”


Di tengah perjalanan pulang, Pinokio bertemu dengan kereta dunia bermain. Pinokio tidak bisa menahan diri untuk tidak naik. Pinokio telah lupa akan janjinya pada Dewi, setiap hari ia hanya bermain-main saja.


ada suatu hari, Pinokio terkejut melihat wajahnya yang terpantuk di permukaan air. “Ah! Telingaku jadi telinga keledai! Aku pun berbuntut!” teriaknya. Ternyata anak-anak lain pun telah menjadi keledai. Akhirnya Pinokio pun menjadi seekor keledai dan dijual ke sirkus. Pinokio telah melanggar janjinya kepada Dewi, maka ia mendapat hukuman.


etiap hari ia dipecut, dan harus melompati lingkaran api yang panas. Walaupun takut, Pinokio tetap meloncat. Akhirnya ia terjatuh sampai kakinya patah. Pemilik sirkus menjadi marah. “Keledai dungu! Lebih baik dibuang ke laut.” Kemudian Pinokio dilempar ke laut. “Blup blup blup” Pinokio tenggelam ke dasar laut, ikan-ikan datang menggigitnya. Lalu kulit keledai terlepas, dan dari dalamnya muncul si Pinokio. “Terima kasih ikan-ikan.” Sebenarnya Dewi melihat bahwa Pinokio telah menyadari kesalahannya dan memerintahkan ikan-ikan untuk menolongnya.


Sambil berenang, Pinokio berjanji dalam hati “Kali ini setelah aku pulang ke rumah aku akan ke sekolah dan belajar dengan giat. Aku juga akan membantu pekerjaan di rumah dan menjaga papa.” Pada saat itu “Hrrr…., seekor ikan hiu besar datang mendekat dengan suara yang menyeramkan. “Haaa…. Tolong.” Pinokio ditelan oleh ikan hiu yang besar itu. “Hap” Di dalam perut hiu benar-benar gelap gulita. Tetapi di kejauhan terlihat seberkas sinar. Ternyata itu adalah kakek Gepeto.


Papa!” “Pinokio!” Mereka berdua saling berpelukan. “Aku pergi ke laut untuk mencarimu, dan aku ditelan hiu ini. Tapi ternyata di sini aku bertemu denganmu. Untung kita selamat!”


Ayo,kita keluar dari sini!” “Badanku sudah lemah. Kau saja yang pergi.” “Aku tidak mau kalau tidak bersama-sama Papa.” Ketika ikan hiu sedang tidur, Pinokio melarikan diri dari mulut hiu dengan menggendong kakek Gepeto di punggungnya.


Dengan sekuat tenaga ia berenang sampai akhirnya tiba di pantai. Mereka menyewa sebuah pondok petani terdekat. Sambil merawat kakek, Pinokio bekerja setiap hari. Akhirnya kakek menjadi sehat kembali. “Pinokio, karena kaulah aku jadi sehat seperti ini. Terima kasih ya!”


Papa, mulai sekarang aku akan lebih menurut lagi.” Tiba-tiba saja sekeliling mereka menjadi bersinar terang,” Pinokio, kau telah menjadi seorang anak yang baik.” Dewi muncul, dan merubah Pinokio si boneka menjadi seorang anak manusia.


Pesan Moral : Kita harus patuh pada orangtua. Dan janganlah terlalu berlebihan dalam bermain-main karena waktu belajar akan menjadi hilang.


referensi cerita dari : http://dongengria.blogspot.com/2009/03/pinokio-si-boneka-kayu.html

Wacana dalam tataran semi Ilmiah

Setelah sebelumnya kita membahas tentang pemanfaatan bahasa Indonesia pada tataran ilmiah, kali ini kita akan membahas pemanfaatannya pada tataran semi ilmiah.
Semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen. Karakteristiknya :  berada diantara ilmiah. Bentuk karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku. Ciri khusus dari karangan semi ilmiah adalah menggunakan opini dari seseorang. Berikut adalah contoh pemanfaatan bahasa Indonesia pada tataran semi ilmiah :




6 Menteri Berpeluang Diganti, 3 Lengser
Peneliti Indo Bometer M Qodari mengungkapkan prediksinya terkait sejumlah menteri yang kemungkinan akan diganti jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merombak susunan Kabinet Indonesia Bersatu II. Menurutnya, ada sembilan menteri yang kemungkinan diganti. Tiga di antaranya berpotensi besar lengser.
“Yang berpotensi besar di-reshuffle, pertama, Menteri BUMN Mustafa Abubakar karena beliau kan sakit, ya,” katanya dalam acara diskusi Polemik, di Jakarta, Sabtu (24/9/2011).
Selain itu, menurutnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy dan Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Menurut Qodari, Darwin selayaknya diganti karena banyak target kerjanya yang tidak tercapai.
“Target 2012 pun akan direvisi. Kalau kontrak kerjanya ESDM kan jelas ukurannya, kuantitatif,” ujarnya.
Sementara Agus Martowardojo dinilainya tidak mampu membangun komunikasi yang baik dengan Presiden dan anggota kabinet yang lain.
Qodari melanjutkan, ada sejumlah menteri yang menjadi beban Presiden jika tidak diganti, tetapi juga sulit diprediksi kemungkinannya untuk diganti. Mereka adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng, Menteri Perhubungan Freddy Numberi, dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.
Dia menjelaskan, Presiden mendapat tekanan berat jika tidak mengganti Muhaimin karena selama ini banyak masalah ketenagakerjaan yang tidak terselesaikan di tangan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa itu.
“Pak Muhaimin banyak persoalan ketenagakerjaan, kasus korupsi di kementeriannya,” ujarnya.
Masalahnya, menurut Qodari, jika Muhaimin diganti, Presiden kemungkinan kehilangan dukungan dari PKB.
“Kemungkinan PKB keluar koalisi, harus ada partai lain yang masuk. Kemungkinan Gerindra, tetapi belum ada omongan Presiden dengan Gerindra, jadi kemungkinan Muhaimin hanya dirotasi,” paparnya.
Andi Mallarangeng dinilainya akan memberatkan Presiden jika tidak diganti mengingat persiapan SEA Games yang berlarut-larut di bawah kepemimpinannya. Ditambah lagi kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games yang melibatkan Sekretaris Menpora Wafid Muharam.
“Namun, sulit diprediksi karena kedekatan dengan Presiden dan keluarga,” kata Qodari.
Nama selanjutnya, Freddy Numberi, sulit diprediksi akan diganti atau tidak karena belum ada kandidat sedaerah yang dianggap kompeten menggantikan Freddy. Menurutnya, Presiden sangat memperhatikan keterwakilan daerah timur seperti Papua. Sementara Freddy selama ini dinilai Qodari belum mampu menyelesaikan masalah-masalah transportasi.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, dalam analisa Qodari, berpeluang diganti meskipun cukup sulit diprediksi. Sebab, secara figur ia dinilai sangat berpengalaman di bidangnya. Akan tetapi, kondisi kesehatan Djoko yang tidak maksimal dapat menjadi pertimbangan lain.
“Pak Djoko ini sakit juga, pernah dirawat. Jadi, kalau kriteria Pak Daniel yang tidak capek, ini (Djoko) termasuk yang mengalami persoalan,” ungkapnya.
Selain mereka, menteri lain yang berpotensi diganti adalah Menteri Perumahan Rakyat Suharso Manoarfa serta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar.
“Suharso karena target pencapaian dan masalah pribadi, sementara Patrialis masih banyak masalah di imigrasi, LP (Lembaga Pemasyarakatan), dan pernyataannya yang kontroversial,” kata Qodari.
Pengamat politik dari Soegeng Sarijadi Syndicate (SSS), Sukardi Rinakit, menambahkan, satu menteri lagi yang menurutnya patut diganti adalah Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono. Selama ini kinerja Agung dinilai tidak terlihat.
“Menkokesra, ini tambahan yang enak, 10 orang jadinya, tambah Menkokesra,” kata Sukardi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memastikan akan mengganti susunan kabinetnya pada Oktober 2011.
Referensi :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/perbedaan-karangan-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah-2/
http://amatirs.blogspot.com/2010/04/perbedaan-karangan-non-ilmiah-semi.html
http://nasional.kompas.com/read/2011/09/24/14331495/6.Menteri.Berpeluang.Diganti.3.Lengser

Selasa, 04 Oktober 2011

Wacana dalam tataran ilmiah


pada tataran ilmiah di butuhkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (EYD), karena biasanya penulisan ilmiah di tujukan kepada orang-orang yang ingin membacanya. Biasanya juga penulisan tataran ilmiah menggunakan bahasa yang sopan, tidak seperti sekarang ini banyak yang menggunakan bahasa-bahasa gaul.

Nah berikut contoh penulisan ilmiah :
Perumusan dan penerapan metode elemen hingga dianggap terdiri dari delapan langkah dasar. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan dengan cara yang sangat umum. Sifat distribusi dari akibat-akibat yang ditimbulkan dalam suatu benda tergantung dari karakteristik istem gaya dan benda itu sendiri. Tujuan selanjutnya akan menggunakan istilah perpindahan atau deormasi sebagai pengganti istilah akibat.
Diasumsikan adalah sulit untuk mencari distribusi u dengan memakai metode-metode konvensional dan diputuskan untuk memakai meode elemen hingga yang didasarkan pada konsep diskritisasi. Benda dibagi menjadi sejumlah elemen kecil yang dinamakan elemen-elemen hingga. Akibat pembagian (subdivisi) semacam ini adalh perpindahan turut didiskritisasi menjadi sub-sub zona yang bersesuaian.sekarang elemen-elemen hasil pembegian diatas menjadi lebih mudah untuk ditinjau, ibandingkan dengan peninjauan seluruh benda dan distribusi u pada benda tersebut.

Minggu, 02 Oktober 2011

2. BAHASA SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI



Bahasa adalah alat komunikasi untuk kita berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa tidak mungkin kita dapat berinteraksi, karena bahasa adalah sumber untuk terciptanya interaksi manusia dengan yang lainnya. Bahasa di dunia ini sangat banyak, rata-rata setipa negara memiliki bahasa yang berbeda-beda meskipun ada yang sama tetapi tidak banyak dan tidak sepenuhnya sama pengucapannya, seperti contoh bahsa inggris ada yang UK dan USA setelah didengar, cara pengucapannya pun sangat berbeda.
Bahasa bukan saja berbeda disetiap negara, bahkan dalam satu negara pun terdapat banyak bahasa dari daerah atau wilayah masing-masing, jadi kita menyebutnya sebagai bahasa daerah. Seperti contoh negara kita ini Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Indonesia memiliki banyak budaya dan bahasa daerah yang berbeda-beda, seperti contoh bahasa dari suku batak berbeda dengan suku minangkabau, jawa, ambon, manado, papua, dan lain-lain, sehingga banyak sekali bahasa yang terdapat dalam dunia ini.
Bahasa tidak juga diciptakan buat interaksi mamusia dengan manusia saja, ada juga bahasa diciptakan untuk menjadi media anatara manusia dengan hewan, jadi kita menyebutnya bahasa hewan, dan hewan pun dapat mengerti, meskipun hewan tidak mempunyai akal untuk mengerti sepenuhnya bahasa yang kita ucapkan, tetapi hewan memiliki insting untuk bisa mengerti bahasa yang kita ucapkan kepada hewan tersebut. Mungkin yang paling banyak kita jumpai adalah interaksi antara manusia dengan hewan peliharaannya seperti, kucing, anjing dan sebagainya. Contoh bahasa yang digunakan manusia untuk bisa berinteraksi dengan kucing dengan panggilan "meong" atau "guk-guk" pada hewan anjing.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang baku, bukan bahasa gaul yang sering kita ucapkan sehari-hari. Bahasa Indonesia yang baku terdapat kosakata bahasa yang baik dan sopan. Bahasa Indonesia yang baku sangat berbeda dengan bahasa gaul.

Jadi gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena dengan kita menggunakan bahasa Indonesia secara baik, kita berarti sopan dalam bertutur kata.

1. CONTOH MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR


Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Contoh Bahasa Indonesia yang baik dan benar:

1. Dosen memberi tahu info kepada mahasiswa
2. Paman mengendarai mobil kesayangannya
3. Adik ke sekolah menggunakan sepeda
4. Ari menjatuhkan sesuatu ke tempat sampah
5. Ibu berangkat ke Bandung