Kasus
HIV/AIDS di Jawa Barat relatif tinggi hingga menempati urutan ketiga setelah
Jakarta dan Jawa Timur. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun rawan
terinfeksi penyakit ini. Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
dari tahun 1989 sampai September 2011 jumlah kumulatif penderita AIDS dan HIV
positif tercatat 3.925 kasus AIDS dan 2.354 kasus HIV.Dari data tersebut,
sebanyak 934 kasus AIDS dan 614 kasus HIV adalah perempuan yang juga
merupakan calon ibu. Adapun sisanya,2.982 kasus AIDS dan 1.528 kasus HIV
dijangkit para lelaki.
Dari
26 kabupaten dan kotamadya yang ada di Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung
menempati urutan pertama sebanyak 1.570 kasus AIDS dan 851 kasus HIV. Diikuti
Kota Bekasi (581 kasus AIDS dan 154 kasus HIV),Kota Sukabumi, Kota Bogor,
Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung, hingga yang terakhir Kota Majalengka dan
Kota Banjar.
Menurut
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Dr Hj Alma Luchyati MKes MHKes ”Faktor utama penyebabnya adalah penyalahgunaan
obat terlarang dan hubungan seks bebas”. Karena itu, tidak ada cara lain
selain bekerja sama dengan berbagai institusi dan sektor swasta guna
melakukan intervensi untuk mengoptimal kan upaya pencegahan dan pengobatan
pasien HIV/AIDS di Tanah Pasundan ini.
Salah
satunya dengan memperluas penyediaan akses layanan pencegahan penularan
HIV/AIDS dari ibu ke anak (Prevention Mother To Child Transmission/ PMTCT).
Program PMTCT ini hasil kolaborasi Dinkes Pemprov Jawa Barat dengan Frisian
Flag Indonesia,Komisi Penanggulangan AIDSNasional (KPAN), Perkumpu lan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), dan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat berkata “Program ini merupakan tindakan
pencegahan seperti pemberian obat antiretroviral, persalinan seksio sesarea,
asupan gizi yang tepat bagi anak, dan pemeriksaan kesehatan berkala bagi ibu
dan anak”. Sementara itu, Dr Bagus Rahman Prabowo, perwakilan WHO Jawa Barat
dan Konsultan Ahli Program PMTCT, mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara
dengan penularan HIV/AIDS tercepat di Asia Tenggara.
Sebanyak
26.400 orang mengidap AIDS dan lebih dari 66.600 orang telah terinfeksi HIV
positif. Bagus menyebutkan, jumlah perempuan yang menderita HIV/AIDS mencapai
88.000, mereka berusia 15 tahun ke atas—berdasarkan data WHO. “Karena itu,
perluasan program edukasi dan penanggulangan infeksi HIV/AIDS dari ibu ke
anak yang dilakukan secara berkesinambungan, sangat dibutuhkan sebagai salah
satu solusi dalam menurunkan risiko penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak,” kata
Bagus.
Angka kejadian HIV/AIDS di kalangan perempuan menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, yaitu 13% pada tahun 2011, 21% pada tahun 2007, dan mencapai 33% pada tahun 2010.Situasi ini menempatkan anak pada posisi rentan dengan HIV/AIDS dari orang tuanya dalam proses persalinan, menyusui, dan melalui media lain seperti transfusi darah.
“Tanpa
ada intervensi apa pun,sekitar 15%–30% ibu yang terinfeksi HIV menularkan
infeksi HIV selama masa kehamilan dan pada saat proses persalinan,” tutur Dr
Nirmala Kesumah MHA, Manajer dan Konselor Klinik Teratai RSUP Dr Hasan
Sadikin Bandung. Pemberian air susu ibu, lanjutNirmala, jugameningkatkan
risiko penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak sekitar 10-15%.
Dengan
begitu,kemungkinan penularan 25%-45%, namun dengan intervensi PMTCT risiko
penularan turun menjadi 2 %. Di Klinik Teratai,sejak 2007 telah dilakukan
kegiatan active case finding,provider-initiated tesiting & counselling
(PITC) dan screening kelompok rentan.
|
Sabtu, 07 Januari 2012
Anak Rentan Terinfeksi HIV/AIDS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar